Apa yang terbayang dalam benak kita bila perusahaan yang kita
miliki atau tempat kita bekerja mengalami pertumbuhan yang
mandek, marjinnya meyusut, pelanggan berkurang, sementara
pesaing-pesaingbaru bermunculan dengan penawaran atau proposisi
produk yang lebih baik ? Seringkali dalam perusahaan manajemen
bereaksi terlalu cepat. Dalam situasi krisis seperti akhir-akhir ini
contohnya. Ketika merek baru bermunculan, banyak produsen juga
terpancing membaut merek baru. Ketika merek lam melakukan
diskon, mau tak mau mereka ikut melakukan pangkas-harga.
Apakah benar bahwa situasi pasar sudah mulai bergeser ?
Diskon yang biasanya dilakukan untuk mempertahankan pelanggan atau menarik pelanggan baru sudah mulai bergeser kearah lain.
Banyak promosi dengan tawaran-tawaran baru yang mengaburkan pasar, namun suatu ketika mereka akan diedukasikan akan manfaat-manfaat baru (benefit segmentation)
‘pembeli’ sudah bergeser menjadi ‘pelanggan’. Buyer menjadi customer. Mereka mencari produk yang lebih baik lagi. Bukan sekedar fungsi, namun sudah ke hal-hal lain dalam suatu substansi atribut yang diterima dan dihargai pelanggan.
Kendalanya dalam perusahaan, seringkali tim mamajemen bukan
tim yang sesuai kebutuhan situasi demikian. Seharusnya tim
perusahaan harus menjadi suatu cross-functional team. Mereka
bekerja berdasarkan sasaran dan nilai-nilai yang sama dalam suatu
operating model yang mensinkonkan semua pola piker serta
aktivitas dari setiap fungsional. Bukan jalan sendiri-sendiri.
Tujuannya adalah untuk mengkondisikan perusahaan terhadap iklim
persaingan yang memiliki cirri dasar bahwa : (1) setiap pelanggan
adalah berbeda, (2) standar nilai di mata pelanggan akan selalu
meningkat dalam frame ekspektasi – sudah terpenuhi mencari yang
lebih tinggi.
Oleh karena itu, bila anda ingin menjadi pemain yang unggul dan
mampu mendominasi pasar, setidaknya anda dapat mengikuti
petunjuk berikut :
Memberikan penawaran yang terbaik dengan cara meraih keunggulan dalam salah satu dimensi nilai.
Mempertahankan standar batas dalam dimensi-dimensi nilai lainnya.
Berusaha mendominasi pasar dengan peningkatan nilai dari tahun ke tahun.
Membangun suatu operating model yang mungkin terwujudnya keunggulan nilai tersebut.
Dan operating model yang dimaksud adalah suatu model dengan
mengambil dimensi-dimensi :
a. Keunggulan Operasional (operational excellence)
b. Kepemimpinan produk (Product Leadership) dan
c. Keakraban pelanggan (Customer Intimacy)
Perusahaan-perusahaan yang mengejar keunggulan operasional akan
berorientasi kepada penciptaan perrpaduan antara kualitas, harga
dan proses bisnis yang cepat dan mudah untuk pelanggan mereka.
Kalau di Amerika wal Mart adalah salah satu contoh. Demikian pula
Citibank di Indonesia BCA juga berusaha menggebrak perbankan
yang terpuruk dengan tampilan sebagai bank swasta yang handal,
serta memiliki kualitas (aman untuk menyimpan uang) bahkan mulai
mendifferensiasikan layanannya. Anda bahkan bisa bayar BBM
dengan debit card.
Sementara itu perusahaan yang mengejar untuk unggul dalam
produk atau Product Leadership akan berusaha sekuat tenaga
dengan serangkaian inovasi, mendorong produk-produknya menjadi
pendobrak pasar dan menciptakan barometer baru bagi pelanggan.
Intel merupakan sal;ah satu contoh dengan melakukan
pengembangan-pengembangan chip yang cepat. Teknologi-teknologi
baru dikembangkan dan diperkenalkan kepada pasar. Produsen
ponsel pun sekarang saling berlomba menjadi yang terdepan dengan
menciptakan feature-feature baru yang functional dalam suatu
ponsel.
Sedangkan perusahaan-perusahaan yang ingin membangun nilai
melalui keakraban pelanggan atau Customer Intimacy, akan
berusaha membangun ikatan yang baik dengan pelanggan.
Excelcomindo berusaha menciptakan hal ini dan
menginternalisasikan prinsip kepuasan pelanggan kepada seluruh
anggota organisasi dan dijabarkan dalam suatu visi yang jelas.
Customer Service Vision. SLI 008 membangun keakraban dengan
membentuk klub serta serangkaian program-program yang ‘bersahabat’, termasuk Saras 008. Demikian pula para pelaku bisnis jasa, khususnya hotel, bank, asuransi, akan lebih pas bila bersungguh-sungguh menerapkan disiplin nilai keakraban pelanggan ini.
Dari pemaparan diatas, maka bila memangkita ingi tetap eksis di
pasar, maka bukan semata-mata kita terobsesi kepada kedigdayaan
pemasarann sebagai suatu disiplin ilmun yang sarat konsep namun
kita tidak mapu menjabarkannya dalam keranmgka implementasi.
Anda percaya merek itu penting, namun tidak tahu bagaimana
mencipta dan membangun merek. Anda percaya pelayanan
konsumen untuk kepuasan mereka adalah mutlah, namun organisasi
anda kurang mendukung dan karyawan anda tidak memiliki sifatsifat
untuk ‘m,elayani’, departemen terkotak-kotak.
Jadi penting untuk kita, sebelum berusaha mengimplementasikan
disiplin nilai atau value discipline tesebut, untuk memahami dan
menjabarkan dengan benar hal-hal berikut :
Value proposition : apa yang akan ditawarkan kepada pelanggan kita (fungsi,kualitas,harga, kepraktisan, mudah diperoleh, pelayanan, dsb)
Operating model : struktur organisasi, system manajemen, proses bisnis, bahkan budaya.
Apakah anda siap untuk menciptakan salah satu dari dimensi nilai
tadi : keunggulan operasional, keunggulan Produk atau keakraban
pelanggan – untuk menghadapi persaingan dalam era millennium
mendatang ?
Anda sendiri yang tahu pasti jawabannya.
by : John Kwee As Jahja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar